Pada saat ini, penggunaan dan pemanfaatan material berpenguat serat alam terus berkembang. Dalam bidang teknologi material, bahan-bahan serat alam yang digunakan sebagai bahan penguat diharapkan dapat menghasilkan bahan yang ringan, kuat, ramah lingkungan serta ekonomis. Serat alam telah dicoba untuk menggeser penggunaan serat sintetis. Walaupun tidak sepenuhnya menggeser, tetapi penggunaan serat alam menggantikan serat sintetis adalah sebuah langkah bijak dalam menyelamatkan kelestarian lingkungan dari limbah yang dibuat dan keterbatasan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.
Berbagai jenis tanaman serat tumbuh subur di Indonesia, seperti purun tikus (Eleocharis dulcis). Ketersediaan bahan baku serat alam purun tikus di propinsi Kalimantan Selatan cukup melimpah. Purun tikus adalah tumbuhan liar yang menjurus sebagai gulma pada lokasi terbuka. Purun tikus juga sebagai tumbuhan air yang banyak ditemui pada tanah sulfat masam dengan tipe tanah lempung atau humus. Tumbuhan purun tikus ini dapat dikatakan bersifat spesifik lahan sulfat masam, karena sifatnya yang tahan terhadap keasaman tinggi (pH 2,5-3,5), oleh sebab itu tumbuhan ini dapat dijadikan vegetasi indikator untuk tanah sulfat masam. Tumbuhan liar rawa purun tikus (Eleocharis dulcis), termasuk ordo Cyperales dan family Cyperaceae merupakan satu diantara tumbuhan yang dominan dan adaptif di lahan pasang surut sulfat masam. Tumbuhan mempunyai batang lunak karena tidak berkayu, tidak bercabang dengan bentuk bulat silindris. Daun direduksi menjadi pelepah yang berbentuk buluh, menyelubungi pangkal batang berwarna coklat kemerahan sampai lembayung.
Keberadaan purun tikus ini masih belum dimanfaatkan secara optimal. Sifat ringan purun tikus ini selaras dengan filosofi rekayasa material komposit, yaitu menghasilkan disain ringan. Pemanfaatan purun tikus sebagai bahan penguat (serat) pada material diharapkan dapat menggantikan penggunaan bahan penguat sintetis. Purun tikus diyakini sebagai satu diantara tumbuhan yang memiliki kandungan serat cukup tinggi, diharapkan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan material komposit.
Buku Modifikasi Serat Purun Tikus Sebagai Material Penguat Komposit ini berisi informasi untuk memanfaatkan tumbuhan purun tikus (Eleocharis dulcis) sebagai material komposit. Nilai ekonomis dari bahan serat alam ini lebih banyak terletak pada faktor pengurangan biaya. Beberapa hal yang menguntungkan dari penggunaan bahan serat alam yaitu besarnya potensi biomassa di Indonesia yang merupakan sumber bahan baku, untuk memproduksinya tidak membutuhkan investasi dan teknologi yang tinggi.
Buku Modifikasi Serat Purun Tikus Sebagai Material Penguat Komposit ini diharapkan akan memperkaya pengetahuan mahasiswa dalam bidang material komposit serta menjadi bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya dalam rangka pemanfaatan tumbuhan purun tikus di Kalimantan Selatan.